Kontingen Indonesia Lampaui Target, Berikut Klasemen Akhir Paralimpiade Tokyo 2020
Kontingen Indonesia hingga saat ini telah menambah medali masing-masing satu emas, satu perak dan satu perunggu dari cabang olahraga para bulu tangkis di Paralimpiade Tokyo pada Sabtu (4/9/2021). Hasil tersebut membuat para atlet telah telah memenuhi dan bahkan melampaui semua target.
Secara keseluruhan saat ini, skuad Merah Putih telah mengoleksi dua emas, tiga perak, dan empat perunggu. Pundi-pundi medali Indonesia pun dipastikan bertambah mengingat terdapat dua pertandingan perebutan emas para-badminton yang akan bergulir pada hari terakhir, MInggu (5/9). Selain itu ada juga laga perebutan medali perunggu.
Hasil tersebut menempatkan Kontingen Indonesia untuk sementara di posisi ke-53 dalam daftar perolehan medali di Paralimpiade Tokyo 2020. Berikut klasemen akhir Paralimpiade Tokyo.
Ni Nengah Widiasih mengawali prestasi atlet Indonesia dalam Paralimpiade Tokyo 2020 dengan meraih medali perak di cabang olah raga (cabor) parapowerlifting atau angkat berat. Atlet 28 tahun ini menduduki peringkat kedua untuk kelas 41 kg dengan angkatan terbaiknya 98 kg. Ini juga merupakan kemajuan bagi Widiasih setelah meraih medali perunggu di Paralimpiade Rio 2016.
Melalui cabor lari di nomor 100 meter untuk T37 putra,
Saptoyoga Purnomo berhasil menyabet medali perunggu dengan catatan waktu 11,31
detik. Waktu ini hanya berselang 0,13 detik dari atlet asal RPC dan 0,36 detik
dari atlet asal Amerika Serikat.
Medali perunggu kembali direbut oleh David Jacobs pada
Sabtu, 28 Agustus 2021. David memperoleh medali perunggu untuk cabor tenis meja
tunggal putra kelas 10.
Di cabor badminton, Suryo Nugroho merebut medali perunggu
setelah mengalahkan atlet asal Taiwan dengan hanya dua set saja. Melalui
pertandingan tunggal putra SU5, Suryo memperoleh skor 21-16 dan 21-9.
Selain Suryo, Dheva Anrimusthi juga ikut bertanding di kategori tunggal
putra SU5. Atlet badminton kelahiran 1998 ini memperoleh medali perak setelah
melawan atlet asal Malaysia di pertandingan final.
Tim ganda putri Leani Ratri Oktila/Khalimatus Sadiyah berhasil mencatat sejarah baru dengan
membawa pulang medali emas untuk pertama kalinya sejak Indonesia mengikuti Paralimpiade di tahun 1976. Leani dan Khalimatus mengalahkan atlet asal
Tiongkok untuk nomor perlombaan SL3-SU5.
Pada hari terakhir Paralimpiade Tokyo 2020, Leani Ratri Oktila kembali bertanding untuk kategori tunggal putri SL4. Ia memperoleh medali perak pada pertandingan final melawan Tiongkok.
Leani Ratri Oktila bertanding sekali lagi bersama Hary Susanto di kategori ganda campuran SL3-SU5. Dalam pertandingan ini pula tim ganda campuran Leani-Hary memenangkan medali emas.
Medali terakhir
di hari terakhir Paralimpiade didapatkan Fredy Setiawan melalui cabor badminton
dengan kategori tunggal putra SL4. Fredy memperoleh medali perunggu setelah
mengalahkan atlet asal India dengan skor 21-17 dan 21-11.
Chef de Mission (CdM) Kontingen Indonesia untuk Paralimpiade Tokyo Andi Herman mengatakan perjalanan Kontingen Indonesia di Paralimpiade Tokyo 2020 masih on the track. Bahkan sejak para-badminton bertanding, harapan melampaui target bisa terpenuhi.
"Pencapaian Kontingen Indonesia di Paralimpiade Tokyo sampai hari ini sesuai dengan rencana yang kami targetkan," kata Andi Herman melalui video yang dikirim KBRI Tokyo, Sabtu.
Dengan hasil tersebut pula, Indonesia menunjukkan kemajuan
pesat dengan hasil terbaik yang pernah diraih selama mengikuti ajang
Paralimpiade.
Penulis : Annisa Amalia Zahro
Editor : Amrie Ummul Hidayati
Post a Comment