Polimedia Kembangkan Desa, dari Literasi Budaya Hingga Digitalisasi Perajin Kulit
Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia) tengah melaksanakan pengembangan potensi desa untuk membantu masyarakat desanya agar dapat naik kelas. Hal ini dilakukan sebagai wujud pengabdian masyarakat dari Polimedia dengan memanfaatkan Program Pemberdayaan Masyarakat Desa (P2MD) yang diberikan oleh Direktorat Mitras DUDI, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
“Ada dua desa yang saat ini sedang dikembangkan oleh Polimedia, pertama desa budaya betawi di wilayah Srengseng Sawah dan kedua desa perajin kulit di Kecamatan Pasar Kemis, Tangerang” jelas Direktur Polimedia, Purnomo Ananto saat berjumpa dengan wartawan (14/10).
Direktur Polimedia menjelaskan bahwa program ini tidak hanya menjadi kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi saja, namun implementasi pembelajaran yang dapat dihilirisasi dan dirasakan oleh masyarakat. Sehingga program yang secara teknis dilakukan oleh mahasiswa Polimedia ini juga dapat menerapkan apa yang selama ini dipelajari dan dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat.
“P2MD ini tidak sekadar Tridharma saja, namun hilirisasi kemampuan mahasiswa Polimedia sehingga dirasakan manfaatnya oleh masyarakat” tambah Purnomo.
Desa Budaya Betawi
Pengembangan di Desa Budaya Betawi merupakan langkah lanjut dari pembuatan Taman Baca Masyarakat bersama Kelurahan Srengseng Sawah. Terlebih kelurahan tersebut juga merupakan lokasi dimana Kampus Polimedia ini berdiri. Pengembangan desa tersebut dengan menciptakan literasi dalam bentuk bacaan dan multimedia terkait budaya betawi yang saat ini semakin termarginalkan. Selain itu juga dapat menjaring wisatawan yang akan menggairahkan ekonomi ditengah pandemi saat ini.
Ketua P2MD Desa Budaya Betawi, Adinda Salsabila mengatakan bahwa pengembangan literasi budaya betawi ini akan memberikan nilai lebih dan menjadi potensi wisata yang lebih modern. Peningkatan kualitas literasinya dapat memberikan sisi menarik lain budaya betawi dari yang selama ini diinformasikan pada kanal online.
“Kami saat ini membangun literasi budaya betawi sehingga masyarakat lain dan wisatawan dapat melakukan eksplorasi mendalam terkait budaya betawi, added value itu yang kami kembangkan” jelas Salsa.
Desa Perajin Kulit
Pengembangan desa selanjutnya dilakukan di Kecamatan Pasar Kemis, Tangerang yang mana terdapat lebih dari 400 perajin kulit telah menghasilkan beragam produk seperti sepatu, sendal, dompet, dan tas. Pasarnya pun cukup baik di wilayah Sumatra dan bahkan beberapa sudah melakukan ekspor ke negeri tetangga. Meski demikian, pengelolaannya masih tradisional dan memerlukan pendampingan agar bisa naik kelas.
Ketua P2MD Desa Pasar Kemis, Megawati Rachma menjelaskan bahwa bersama 9 anggota timnya akan melakukan pengembangan terkait branding dan pemasaran dari produk kerajinan kulit tersebut. Utamanya agar produk yang dihasilkan dapat nilai tambah dan terbukanya pasar domestik, nasional, ataupun internasional.
“Kami di Pakem (Pasar Kemis) mengembangkan diglitalisasi brand dan pemasaran, agar ada nilai lebih dan memutar roda ekonominya lebih baik dari sebelumnya” jelas Mega.
Penulis : Amrie Ummul Hidayati
Editor : Amrie Ummul Hidayati
Post a Comment